Tadi siang, baru dapat kabar, Hilman “Lupus” Hariwijaya wafat hari ini.
Ya Allah, beliau salah satu yang membuatku ingin menjadi penulis.
Karena “Lupus” yang dimuat di Hai 1980an terasa berbeda,pendobrak,pelintas batas. Dari tema,gaya bahasa (ngocol,plesetan,tebak2an), dll.
"Lupus", yang kubaca era SD-SMP, membuatku ngulik Queen dan Duran-Duran.membuatku ingin jd penulis. Dan tentu saya ikuti meet and greet mereka, misalnya di Gramedia Matraman.
Hai kala itu (pimpinan mas Wendo, cmiiw) sangat berpengaruh bagi byk abg. Ada kolom tanya jawab musik,stikeren,cerbung perca (Swara Merah Putih), Balada Si Roy, Lupus dll.
Tapi "Lupus",IMHO, salah satu yang paling menonjol, di antara semua, waktu itu. dari cerpen jadi buku, terus jadi film berseri-seri.
Ilustrasinya juga keren, dari mas Wedha.
Bahas "Lupus" bisa lintas disiplin ilmu: sastra-bahasa-film-musik dll.
Jangan lupakan, di "Lupus" ada kisah2 dia cari uang sendiri dgn menulis.Dan aktivis Mading sekolah.Saya nulis pertama kali kelas 1 SMP, di Mading SMP 1 Cikini (satu2nya tulisan yg diterima lol).mulai rajin nulis,walau selalu ditolak. Tp dr "Lupus" saya jd ingin jd penulis, dan kirim tulisan ke majalah.
Karakter dan tema juga drkat dengan anak muda saat itu. Dunia Lupus adalah dunia yang menerima tokoh-tokoh seaneh dan seganjil apapun, tapi kelihatan mereka hangat, kompak, dan baik hati. Mirip dengan dunia tongkrongan dan sekolah.
Selamat jalan, Mas Hilman.
Lahul fatihah.
No comments:
Post a Comment