Sunday, December 6, 2020

Catatan FFI di Tahun Pandemi

Selamat kepada seluruh pemenang Festival Film Indonesia 2020!

Khususnya kepada Joko Anwar dan "Perempuan Tanah Jahanam" yang meraih 6 Piala Citra, termasuk Sutradara Terbaik dan Film Terbaik.

Catatan saya seputar FFI di kala pandemi:
1. Setuju dengan Joko Anwar dkk yang mengatakan penyelenggaraan FFI kali ini luar biasa, khususnya di kala pandemi tapi masih bisa menghadirkan acara penganugerahan yang bersahaja tapi khikmat dan meriah.
2. Akhirnya film horor menjadi film terbaik FFI, setelah 2 tahun sebelumnya masuk nominasi ("Pengabdi Setan"). Hal yang tak terbayangkan di era Orde Baru dengan bingkai ideologi "Kultural Edukatif" dalam "Film Nasional" versi mereka.
Kurang lebih sepakat dengan mbak Shanty Harmayn saat pidato kemenangan. Janganlah kita merendahkan genre apapun, karena pada akhirnya orang-orang kreatif di balik pembuatannyalah yang menentukan sebuah film bermutu atau tidak. Ingat, banyak sutradara besar membesut film bergenre popular, termasuk horor: Kubrick, Scorsese, Coppola, dll.
Jangan lupa, di FFI 2020 ada "Ratu Ilmu Hitam" (2 Citra dari 6 nominasi) dan "MangkuJiwa" (2 nominasi)
3. Pandemi membuat panitia FFI juga mempertimbangkan film-film yang belum tayang di bioskop: "Mudik", "Guru-Guru Gokil", dll. Sayang "Bidadari Mencari Sayap" tidak ikutan.
Ini menunjukkan bahwa bioskop bukan lagi satu-satunya tolok ukur dan barometer di jalur distribusi/eksibisi, dan mempertimbangkan jalur distribusi dan eksibisi alternatif. Yang penting: filmnya telah bertemu dengan penontonnya.
4. Senafas dengan no 3, jangan lupakan film-film nominee yang bukan dari jalur arusutama: "The Science of Fictions", "Mountain Song", dan "Humba Dreams".
Semoga film Indonesia cepat bangkit kembali!

No comments:

Post a Comment