Pengantar
Bosan ngubek-ngubek Netflix Selama era karantina karena
pandemic COVID19? Ingin nonton film
Indonesia klasik yang gratis, hi-res, dan bukan bajakan atau bootleg?
Daftar ini berusaha menyajikannya.
Terinspirasi oleh
banyaknya institusi (perusahaan film, festival film, Lembaga Pendidikan film) yang
membuka akses film dan materi lainnya secara gratis selama era #dirumahaja,
saya juga ingin menyumbang sesuatu. Dan, niatnya, spesifik ke film Indonesia.
Awalnya, saya ingin berbagi tautan film-film klasik dari
sutradara-sutradara favorit saya di YouTube. Misalnya karya-karya Usmar Ismail
yang sangat banyak, juga Djajakusuma, Nyak Abbas Akkub, Syuman Djaya, dan banyak lagi. Termasuk film pertama
Nyak Abbas Akub, Pareh dan sebuah film karya Kotot yang langka itu. Tapi,
setelah ngobrol dengan beberapa teman,
saya urungkan niat ini. Untuk menghormati dan menghargai karya anak bangsa,
maka yang saya sebarkan haruslah yang legal dan resmi, bukan bajakan dan bukan
bootleg. Dan ini adalah syarat pertama: Legal.
Syarat kedua adalah gratis. Di era prihatin ini, dimana semua
sedang di rumah dan banyak yang terdampak secara ekonomi, tautannya haruslah
yang gratis. Dan lagi, tren sebulan terakhir, kita kebanjiran info-info tentang
hal-hal keren yang (di)gratis(kan). Karena itu, saya tidak memasukkan Netflix,
karena ada syarat berlangganan.
Syarat ketiga: dikurasi.
Sebagaimana diketahui, internet adalah lembah yang rimbun dan tak
terbatas. Dan banyak dari kita yang sudah biasa mengakses OTT seperti VIU, HOOQ,
dan IFlix. Tapi, di antara ratusan, mungkin ribuan, judul film Indonesia itu,
yang manakah yang menjadi prioritas untuk ditonton terlebih dahulu. Karena itulah,
saya berinisiatif untuk memilah, memilih, menyeleksi film-film di tiga situs
itu, selain YouTube.
Hal yang sama terjadi
juga di kategori film pendek. Saya baru ngeh bahwa Viddsee sekarang
menjadi situs utama untuk film-film pendek, padahal 10 tahun lalu saya pikir ada
beberapa situs sejenis sebagai etalase film pendek Indonesia. Walau kita tahu
Viddsee sarangnya film pendek, tapi, bagaimanakah menyortirnya dan mengkurasi
data yang melimpah itu. Karena itulah saya kira perlu untuk pendataan,
pemetaan, dan kemudian menyebarkan akses-akses ini.
Selain Viddsee, kanal YouTube sang sineas atau komunitasnya
juga penting. Dan ini juga perlu penjelajahan tersendiri. Sayangnya, tidak semua film pendek atau
filmmaker favorit saya ada di dunia maya.
Metode yang saya pakai sederhana. Karena ini inisiatif pribadi
dan tidak ada dana apapun, maka saya mengeksplorasi secara manual ke
situs-situs yang saya sebut di atas. Mirip saat saya dan tim RumahFilm mengerjakan buku Menjegal Film Indonesia, saya memulung data di sana-sini. Jadi, saya ada pengalaman dalam hal comot
mencomot data. Kebetulan saya pernah melakukan
hal serupa saat menulis untuk jurnal Asian Cinema (kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dalam buku Mau DibawaKemana Sinema Kita .
Yang harus dicatat, ini adalah upaya retasan. Ini masih
rintisan, jauh dari sempurna. Jadi, mohon maaf bila tidak semua film yang sudah
sesuai syarat (legal, gratis dan daring) ada yang tidak terpilih. Di lain pihak, tuaya ini adalah bagian dari
kuratorial saya. Jadi memang ada seleksi. Dan tidak dimaksudkan untuk menjadi
katalog yang memasukkan semua film. Sebagai
upaya awal pendataan dan pemetaan, semoga penggiat film lainnya bisa melakukan
hal yang sama dengan tujuan, pendekatan, dan visi misi masing-masing.
Seri tulisan ini akan terbagi empat bagian. Bagian pertama
adalah pengantar dan lima rekomendasi utama saya. Bagian kedua mencakup
film-film klasik, dan ketiga adalah film-film kiwari. Bagian terakhir khusus
untuk film pendek. Untuk film dokumenter, semoga ada waktu dan tenaga untuk
melanjutkannya. Atau silahkan bagi yang ingin meneruskan usaha ini.
Yang dimaksud dengan film klasik dan film kiwari dalam
konteks tulisan ini cukup sederhana. Film klasik adalah film sebelum era
reformasi (Mei 1998), dan film kiwari adalah film-film setelahnya. Pengkatagorian
juga tidak terlalu ketat. Ada yang berdasarkan genre (horror, drama,
laga/silat, dll), ada yang berdasarkan nama aktor dan sutradaranya. Ada juga
yang belum pernah saya tonton, saya masukkan dalam kategori “wishlist”.
Terakhir, bagi yang ingin berkontribusi memasukkan link film
favoritnya, atau film buatannya, silahkan kirimkan komentar di tulisan ini di kolom komentar di bawah ini, atau di tiap-tiap tulisan terkait. Syaratnya:
gratis, online, legal.
Selamat menonton. Berikut saya berikan film-film rekomendasi
utama, sebelum masuk ke tulisan berikutnya.
Rekomendasi Utama
1.
Ferocious Female Freedom Fighters (Perempuan
Bergairah, Jopi Burnama, 1982) (versi Troma): https://www.youtube.com/watch?v=HCljpl9EOpw&t=252s
3.
Cek Toko Sebelah (Ernest 2016) : https://www.hooq.tv/id/play/12da130a-43c0-43d9-81a4-7ef9901ee84e
5. Jaka
Sembung Sang Penakluk (Sisworo Gautama Putra, 1981): https://www.hooq.tv/id/movies/jaka-sembung-649f52b3-7fdb-4ff1-b569-1630e74b85d4
6. Sugiharti Halim (Ariani Darmawan): https://www.viddsee.com/video/sugiharti-halim/gg1zn?channel=9808
Berikutnya:
Nonton Gratis dan Legal Film Indonesia (2): Film Klasik https://findingjakasembung.blogspot.com/2020/04/nonton-gratis-dan-legal-film-indonesia_12.html
Tautan terkait:
Seri Nonton Gratis dan Legal Film Indonesia:
Nonton Gratis dan Legal Film Indonesia (1): Pengantar dan
Rekomendasi Utama : https://findingjakasembung.blogspot.com/2020/04/nonton-gratis-dan-legal-film-indonesia.html
Nonton Gratis dan Legal Film Indonesia (2): Film Klasik https://findingjakasembung.blogspot.com/2020/04/nonton-gratis-dan-legal-film-indonesia_12.html
Nonton Gratis dan Legal Film Indonesia (3): Film Kiwari https://findingjakasembung.blogspot.com/2020/04/nonton-gratis-dan-legal-film-indonesia_20.html
Nonton Gratis dan Legal Film Indonesia (4): Film Pendek
No comments:
Post a Comment