Tahun 2014 adalah tahun wafatnya Arizal dan Liliek Sudjio. Keduanya adalah sutradara yang acap dipandang sebelah mata baik oleh pembuat kebijakan, banyak kritikus dan jurnalis film, dan sebagian penonton film kelas atas. Tapi, film-film mereka selalu laris manis disemuti penonton--baik di bioskop apalagi di Layar Tancap di berbagai pelosok. Bagi saya, mereka (bersama sutradara lainnya yang juga sering tak dianggap, seperti Sisworo Gautama Putra, Tjut Djalil, Imam Tantowi, Jopi Burnama, Ackyl Anwari, dan Danu Umbara) punya signifikansinya dan keunikannya tersendiri dalam sejarah film Indonesia--apalagi kalau dipandang dari perspektif ekonomi budaya, Politik Selera, politik kebudayaan, kajian kebijakan, kajian penonton dan penggemar. Semoga saya punya cukup energi untuk menyelesaikan tesis doktoral saya soal (pentingnya) karya-karya mereka, dan menerbtikannya dalam buku, dan lalu menerbitkan versi Bahasa Indonesianya di tanah air.
Kumpulan Diskusi saya tentang alm Arizal di Twitter (18 Mei)
Obituari pendek alm Lilik Sudjio (9 Desember):
http://findingjakasembung.blogspot.co.uk/…/rip-lilik-sudjio…
http://findingjakasembung.blogspot.co.uk/…/rip-lilik-sudjio…