Tuesday, September 27, 2016

Djair, The Creator of Jaka Sembung, Passed Away

RIP Djair Warni (13/05/1945-27/09/2016),  a popular comic artist.  He passed away today, 10am Indonesia time.
He created so many fictional characters which have been adapted into the big screen such as Jaka Sembung, Bergola Ijo (1983), Jaka Swara (1980), and Jaka Gledek (1983).


His works were adapted into so many #CrazyIndonesia films, including Jaka Sembung (The Warrior) series--Jaka Sembung Sang Penakluk (The Warrior, 1980) Si Buta vs Jaka Sembung (Blind Warrior vs The Warrior, 1983), Bajing Ireng dan Jaka Sembung (The Warrior vs Ninja, 1983),   Lebak Membara (Blazing Battle, 1982), Serbuan Halilintar (Special Silencers, 1982).

Some other awesome works:
Nyi Ageng Ratu Pemikat,1983,
Malaikat Bayangan,1988

You will be sorely missed....

Related links:
About Jaka Sembung Series
Jaka Sembung dan Dunia Islam
"Cult Fan Boys" Ketemu Jaka Sembung dan Leak

Sunday, September 4, 2016

SCALARAMA 2016, DYI Film Festival

Bagi pencinta film di Inggris, September artinya adalah Scalarama. Ini ajang bagi banyak komunitas film dan bioskop alternatif membuat acara di masing-masing tempat di berbagai kota dan dan dipadupadankan dalam satu rangkaian acara yang solid. semacam DYI film festival. Moto mereka: SCALARAMA: CELEBRATE CINEMA: A DIY film season for everyone, by everyone, everywhere, every September.
Di Bristol, ada kineklub seperti SeventySeven Film Club, Bristol Bad Film Club, Bristol Cinema Cinema, Hellfire Video Club, juga bioskop The Cube Microplex.  Menariknya, selera mereka campur, dan didominasi oleh film-film cult (termasuk yang cult blockbusters), exploitation, dan B-grade movies.
Maka, ada blaxploitation macam Human Tornado, zombie biker (Psychomania), dan tak ketinggalan Mystics in Bali karya H. Tjut Djalil. Ada film anak seperti Matilda dan The Lego Movie, ada film yang lebih "nyeni" macam The 400 Blows. Ada film arusutama seperti The Goonies, Stark Trek II: The Wrath of Khan, Starship Troopers, dan Close Encounters of the Third Kind. semuanya merayakan sinema, segala selera, dengan satu persamaan: DIY alias mandiri.
Dan saya beruntung bisa ikut serta dalam ajang ini, dengan turut menjadi organizer untuk South East Asian Cult Cinema Double Bill: Lady Terminator & The Killing of Satan (35mm) (yang terakhir ini diputar dalam format 35mm, atas rekomendasi Pete Tombs, yang waktu itu baru ingat kalau MondoMacabro menyimpannya di sebuah gudang di London). Karena Double Feature, maka harganya pun lumayan murah meriah.
Kalau di Indonesia, adakah festival film semacam ini? #benerantanya